KARYA TULIS


A.       Penerapan Sosiologi Dalam Kehidupan  Bermasyarakat
Sosiologi merupakan suatu kajian mengenai masyarakat dan hubungannya dengan lingkungan dimana masyarakat tersebut tinggal. Kajian ini dapat memberikan pengetahuan bagi siapapun yang mempelajarinya. Pengetahuan sosiologi dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun penerapan ilmu sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilakukan melalui beberapa  macam hal sebagai berikut.
1.      Perencanaan Sosial (Social Planning)
Perncanaan social(Social Planning) hingga saat ini sudah menjadi ciri umum masyarakat yang sedang berkembang atau masyarakat yang sedang mengalami perubahan. Tujuan dari adanya perencanaan social ini adalah untuk memprediksi dan membatasi keterbelakangan unsur-unsur kebudayaan material maupun teknologi.
Dalam ilmu sosiologi,perencanaan social haruslah berdasarkan terhadap pengertian mendalam pada berkembangnya kebudayaan dari taraf perkembangan terendah sampai taraf modrn dan kompleks. Adanya pengertian terhadap hubungan antar manusia dengan alam sekitar,hubungan antar kelompok masyarakat, dan pengaruh budaya baru terhadap masyarakat juga perlu diperhatikan.
George A. Lundberg menyatakan bahwa ketidaksanggupan menyelesaikan masalah disebabkan olah beberapa factor,antara lain :
a)      Kurangnya pengertian terhadap sifat hakikat masyarakat dan kekuatan untuk membentuk hubungan antarmanusia.
b)      Kepercayaan bahwa masalah dapat selesai hanya dengan mendasaannya pada keinginan untuk memecahkan masalah tanpa adanya penelitian.
Kesulitan memecahkan masalah juga disebabkan adanya kepercayaan umum bahwa hubungan social tidak tunduk pada penelitian ilmiah dan masyarakat percaya bahwa pemecahan masalah sudah diketahui hanya tinggal diterapkan. Tentunya kepercayaan tersebut sangatlah keliru, sebab masalah haruslah diteliti agar mengetahui penyebab masalah tersebut dan dapat mengetahui penyelesaian yang tepat untuk masalah tersebut.
Sedangkan Ogburn dan Nimkoff menyebutkan tentang prasyarat perencanaan social yang efektif :
a)      Adanya unsur modern dalam masyarakat yang menyangkut suatu sistem ekonomi yang telah menggunakan uang,urbanisai yang teratur, intelegensia di bidang teknik & ilmu pengetahuan serta adanya sistem administrasi yang baik.
b)      Adanya sistem pengumpulan data dan analisis yang baik.
c)      Terdapat sikap public yang baik terhadap usaha perencanaan social.
d)     Terdapat pemimpin ekonomi dan politik yang pogrsif.

2.      Melakukan Penelitian Sosiologis sebagai Penunjang Pembangunan
Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilandaskan pada analisis dan konstruksi serta dilakukan secara metodologis, sistematis, serta konsisten. Tujuan penelitian adalah mengungkapkan suatu kebenaran guna mengetahui apa yang di hadapi dalam kehidupan.
Terdapat beberapa macam penelitian yaitu sabagai berikut :
a)      Penelitian Murni, bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan secara teoritis.
b)      Penelitian yang terpusatkan pada masalah, bertujuan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam perkembangan teori.
c)      Penelitian terapan, bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat atu pemerintah.

Pada dasarnya setiap penelitian merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, di kenal adanya penelitian ilmu social, ilmu alam, dan ilmu budaya. Dalam penelitian ilmu social terdapat penelitian sosiologis dan penelitian lainnya.
Penelitian sosiologis merupakan proses pengungkapan kebenaran melalui konsep-konsep. Adapun konsep dasar dalam sosiologi meliputi :
a.       Interaksi social                        e. lapisan social
b.      Kelompok social                      f. kekuasaan dan wewenang
c.       Kebudayaan                            g. perubahan sosial
d.      Lembaga social                        h. masalah sosial
Berbagai hasil penelitian sosiologis dapat di manfaatkan oleh ilmi-ilmu social lainnya. Data-data sosiologis yang dapatdigunakan sebagai penunjang proses pembangunan adala sebagai berikut :
a)      Pola interaksi social, pengetahuan tentang pola interaksi social sangat penting artinya dalam penciptaan suasana yang kondusif bagi proses pembangunan.
b)      Kelompok-kelompok social merupakan bagian dari masyarakat.
c)      Kebudayaan yang berintikan nilai-nilai.
d)     Lembaga-lembaga social yang menjadi kesatuan kaidah-kaidah tentang kebutuhan dasr manusia dan kelompok social.
e)      Stratifikasi social untuk mengetahui pihak-pihak yang dapatdi jadikan panutan dalam pembangunan.
Pada tahap pelaksanaan perlu di lakukan identifikasi terhadap kekuatan social yang ada dalam masyarakat. Semua hasil penelitian sosiologis baik pada tahap perencanaan ataupun dalam tahap pelaksanaannya dapat di gunakan sebagai bahan yang akan di nilai pada tahap evaluasi.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Indonesia adalah Negara dengan masyarakat yang majemuk dan memiliki begitu banyak suku bangsa dan budaya di dalamnya. Adanya kemajemukan ini merupakan suatu persoalan yang harus di hadapi dalam proses pembangunan. Oleh karena itu pembangunan haus di jalankan sesuai dengan realitas social serta kepentingan nasional.


3. Pengendalian Sosial ( Social Control )
Mungkin anda pernah berpikir tentang bagaimana suatu kelompok membuat anggotanya berbuat sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan juga bagaimana suatu perusahaan membuat orang yang terlibat didalamnya bekerja dengan tugas masing-masing sesuai yang ditargetkan. Kajian tentang bagaimana masyarakat mengatur dirinya agar sesuai dengan apa yang diinginkan merupakan objek kajian dan studi pengendalian sosial.

a)      Pengertian pengendalian sosial
1        Bruce J. Cohen
Menurutnya pengendalian sosial adalah metode yang digunakan untuk mendorong seseorang bertindak selaras sesuai apa yang diinginkan masyarakat luas
2        Joseph S. Roucek
Menurutnya pengendalian sosial adalah segala proses baik yang direncanakan maupun tidak, yang bersifat mendidik, mengajak, bahkan memaksa warga masyarakat supaya mematuhi kaidah sosial yang berlaku
3        Peter L. Berger
Menurutnya pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang
         Jadi dapat diartikan bahwa pengendalian sosial sebagai pengawasan terhadap tingkah laku anggota masyarakat agar tidak menyimpang dari nilai dan norma sosial. Dengan adanya pengendalian sosial diharapkan dapat mencegah penyimpangan sosial serta mengarahkan agar sesuai dengan nilai dan noram sosial yang berlaku.
b)     Tujuan pengendalian sosial
Pengertian pengendalian sosial meliputi segala proses baik yang direncanakan maupun tidak, yang bersifat mendidik, mengajak, bahkan memaksa warga masyarakat supaya mematuhi kaidah sosial yang berlaku.
Tujuan pengendalian sosial adalah :
·         Agar masyarakat mematuhi norma yang berlaku
·         Mewujudkan keserasian dan ketentraman dalam masyarakat
·         Bagi yang menyimpang diusahakan kembali mematuhi norma yang berlaku

c)      Ciri-ciri pengendalian sosial
·         Suatu cara atau metode tertentu terhadap masyarakat
·         Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan yang terjadi di masyarakat
·         Dapat dilakukan kelompok pada kelompok atau kelopok terhadap individu
·         Dilakukan secara timbal balik
d)     Fungsi pengendalian sosial
Fungsi utama pengendalian sosial adalah mewujudkan ketertiban dan ketentraman di masyarakat.
Ada lima fungsi pengendalian sosial menurut Koentjaraningrat :
1        Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial
Usaha yang dilakukan adalah sebagai berikut
a. Pendidikan
Melalui lembaga pendidikan anak diajarkan untuk meyakini norma sosial, baik itu di sekolah, rumah, maupun masyarakat. Yang paling penting adalah di rumah karena merupakan lembaga pendidikan pertama yang dikenal anak.
b.Sugesti sosial
Pengaruh untuk mempertebal keyakinan dengan melalui cerita.
c. Menonjolakan kelebihan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
2        Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma
Pemberian imbalan berupa pujian, materi atau penghormatan diharapkan dapat membuat orang tersebut tetap melakukan hal yang baik
3        Mengembangkan rasa malu
Perasaan  malu akan timbul jika memiliki harga diri dan jika melakukan pelanggaran terhadap norma norma yang berlaku. Celaan akan membuat para pelakunya tidak akan mengulangi perbuatannya itu lagi.
4        Mengembangkan rasa takut
Rasa takut akan membuat orang tidak melakukan perbuatan yang akan merugikannya sehingga ia berbuat baik sesuai dengan norma yang berlaku. Rasa takut timbul karena adanya ajaran agama yang meyakini adanya hukuman yang akan diterima di akhirat.
5        Menciptakan sistem hukum
Sistem hukum berisi seperangkat hukum yang disusun negara yang betujuan menciptakan keamanan dalam kehidupan masyarakat.







C. JENIS-JENIS PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian social dibagi menjadi 4 yaitu:
1.      Pengendalian social berdasarkan cara yang digunakan
2.      Sifatnya
3.      Pelaksanaan/prosesnya
4.      Tingkat kekerasan yang digunakan
1)      Pengendalian Social Berdasarkan Cara Yang Digunakan
a)   Melalui sosialisasi
setiap anggota masyarakat dikendalikan dengan cara mensosialisasikan mereka sehingga menjalankan peran sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal itu dilakukan melalui penciptaan kebiasaan dan rasa senang. Contoh: mungkain sangat sedikit ada orang yang bangun tidur di pagihari, kemudian mandi, brangkat sekolah atau kerja, dan seterusnya. Namun hal itu akan dilakukan bila diharapkan oleh masyarakat. Itu bias terjadi karna proses sosialisasi yang membuat orang itu menjadi terbiasa dan senang melakukan peran-peran mereka.
Melalui sosialisasi orang menghayati norma-norma, nilai-nilai, dan hal-hal yang tabu dalam masyarakat. Orang yang menghayati suatu nilai secara penuh akan menerapkan nilai tersebut meskipun tidak seorang pun yang melihat. Oleh karena itu, kemungkinan untuk melanggar suatu nilai sangat kecil bagi orang tersebut. Jika hal ini terjadi pada semua anggoya masyarakat maka proses pengendalian social telah berlangsung dan suatu tertib sosiaal akan tercapai.
b)  Melalui tekanan social
Pengendalian social melalui tekanan social adalah pengendalian melalui kelompok social. Semua kelompok manusia bahkan pada mahluk lain selalu memiliki kecendrungan untuk menyesuaikan keinginan kelompoknya.
Pengendalian social melalui tekanan kelompok ini dapat dibagi menjadi 2: melalui kelompok primer dan sekunder. Kelompok primer adalah kelompok kecil yang bersifat akrab dan informal, seperti keluarga, kelompok bermain, dan belajar. Kelompok sekunder adalah kelompok bersifat impersonal,formal, dan berdasarkan kepentingan, seperti perkumpulan olahraga, serikat dagang, dan organisasi pelajar.
Pengendalian dalam kelompok primer terjadi secara informal, spontan, dan tanpa direncanakan. Adanya hubungan intim dan spontan menjadikan kelompok primer sebagai kekuatan pengendalian yang efektif dalam mencegah dan mengatasi prilaku yang menyimpang.
Sedangkan pengendalian melalui kelompok sekunder bersifat lebih formal dan impersonal. Namun beberapa bentuk pengendalian informal masih dijumpai dalam kelompok sekunder. Bentuk-bentuk ejekan, tawa, gossip, dan pengucilan masih ada dalam kelompok sekunder, meskipun pengaruhnya sebagai pengendali lebih rendah daripada peraturan resmi, tata cara yang dibakukan, propaganda, sanksi dan hukum yang formal, pemberian gelar imbalan, dan hadiah.
Kelompok pengendalin yang paling efektip adalah bentuk pengendalian kombinatif. Contoh: seorang pelajar akan lebih mematuhi norma atau nilai yang ada di masyarakat apabila dia tidak hanya mendapatkan control dari klompok primernya, tetapi juga dari kelompok sekundernya.
c)   Melalui kekuatan
Dengan semakin maju dan kompleknya masyarakat, maka mereka membutuhkan suatu pengendalian social yang lebih kuat karena prilaku warganya akan menjadi semakin sulit untuk dikendalikan. Maka diperlukan adanya pemerintahan formal, peraturan hukum, dan pelaksanaan hukum.
Setiap bentuk pelanggaran akan dikenai sanksi dan hukum yang tegas, kaku, dan formal oleh lembaga atau badan resmi yang dibentuk oleh pemerintah yang sah. Lembaga-lembaga resmi itulah yang akan menjadi alat pengendalian social yang paling kuat.
2)      Pengendalian Sosial Menurut Sifatnya
·         Pengendalian preventif, dilakukan sebelum terjadi pelanggaran dan bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran.
·         Pengendalian represif, dilakukan setelah terjadi pelanggaran dan hendak diusahakan untuk memulihkan keadaan pada situasi seperti semula lagi.
3)      Pengendalian Sosial Berdasarkan Pelaksanaan/Prosesnya
·         Pengendalian persuasif, terjadi apabila pengedalin sosal tersebut ditekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing.
·         Pengendalian koersif, terjadi apabila pengedalin sosal tersebut ditekankan pada kekerasan atau ancaman dengan menggunakan kekuatan atau kekuasaan.



4)      Pengendalian Sosial Berdasarkan Tingkat Kekerasan Yang Digunakan.
·         Kompulsi adalah pemaksaan terhadap orang supaya taat dan patuh terhadap norma-norma yang berlaku.
·         Pervasi adalah penanaman norma-norma yang ada beulang-ulang dengan harapan norma-norma dapat masuk kedalam kesadaran seseorang sehingga orang tersebut mau mengubah sikar.